Dalam perjalananku ke Yunani tengah bulan Oktober dengan seorang teman baikku, kita mengunjungi taman nasional Vikos–Aoös di bagian utara negara ini. Area ini, di provinsi Zagori, adalah salah satu tempat terbaik di Yunani untuk melakukan hiking karena medannya yang bergunung-gunung dan tentunya karena adanya Vikos gorge yang merupaka ngarai terdalam di dunia.
Dari desa Papingo di taman nasional ini, ada sebuah jalan hiking yang menuju danau naga, atau Drakolimni dalam bahasa Yunaninya, yang terletak di pegunungan sana. Hikenya sendiri berjarak sekitar 10 kilometer dengan kenaikan lebih dari 1000 meter dan bagian turun beberapa ratus meter, yang bisa ditempuh dalam tiga sampai empat jam tiap satu arah.
Tergoda dengan namanya yang keren, aku memutuskan untuk menjalani hike ini. Kedengarannya seperti sebuah dongeng: ada naga yang tinggal jauh di atas gunung sana menunggu para pengunjung.
Realitanya pasti tidaklah seepik itu. Tapi itu tidaklah mengurangi keindahan alam tempat ini yang terletak di pojokan barat laut Yunani, menunggu untuk dijelajahi oleh para jiwa yang pemberani.
Lihat juga hike yang kulakukan melalui ngarai raksasa Vikos gorge di taman nasional Vikos–Aoös juga. Perjalanan di Vikos gorge dan ke danau naga (Drakolimni) dapat digabung untuk benar-benar menikmati keindahan alam daerah ini dengan sesungguhnya.
Cara ke sana
Untuk melakukan hike ke danau naga atau Drakolimni ini, titik mulai paling mudah adalah di desa Papingo atau Mikro-Papingo di mana terletak awal mula jalannya. Kedua desa ini terletak bersebelahan, hanya dipisahkan oleh sebuah jalan yang bisa ditempuh dalam 20-30 menit berjalan kaki
Karena letaknya yang lumayan terpencil, cara paling mudah untuk mencapai kedua desa ini adalah dengan mobil. Seharusnya ada layanan bus umum, meskipun jarang, dari kota besar Ioannina ke Papingo, tetapi aku tidak bisa menjamin ketepatannya.
Banyak pengunjung juga mencapai Papingo atau Mikro-Papingo setelah melewati Vikos gorge dari Monodendri di selatan, seperti halnya yang kami lakukan. Monodendri juga sebaiknya dicapai dengan mobil karena layanan bus dari Ioannina kurang bisa diandalkan.
Tiba di Papingo dari Vikos gorge
Setelah menjalani hike melalui Vikos gorge, kita muncul dari sebuah jalan setapak di desa Papingo dan langsung mencari tempat penginapan kita. Tidak susah di desa sekecil Papingo.
Kita bermalam di penginapan tradisional Yunani bernama To Rodi. Penginapan ini sangat recommended, dengan pemilik ibu dan anaknya perempuan, Penelope dan Billie, yang sangat baik hati. Kebaikan hati mereka sangatlah berkesan bagi kita berdua.
Mengetahui rencana hikingku, Penelope sang pemilik penginapan memberikanku ekstra makanan dari sarapan untuk dibawa menjadi bekal waktu perjalanan. Gratis, tanpa bayaran. Benar-benar ibu yang sangat baik hati. Dia menggenggam tanganku dan menyalamiku supaya menikmati hiking hari itu, dan bahkan memberiku berkat. Sebuah momen yang akan selalu kuingat.
The hike
Aku pun berangkat dengan mood senang karena kebaikan ibu Penelope. Jalannya membawaku melewati desa tetangga Mikro-Papingo sebelum memasuki hutan-hutan. Selama perjalanan, hutan pun berubah menjadi semak-semak dan rumput tinggi, dan menjadi lahan berbatu gersang di ketinggian atas.
Sekitar separuh perjalanan, ada pondok pegunungan Astraka. Terletak di bahu di antara dua gunung, para hiker bisa bermalam di situ. Aku sendiri tidak menginap di situ, tetapi hanya duduk di terasnya untuk makan siang bekal yang diberi Penelope sambil melayangkan pandanganku ke pegunungan sekitar. “Terima kasih banyak Penelope!”, aku berkata ke diriku sendiri.
Kenyang dari makanan sederhanaku, aku melanjutkan hiking untuk mencapai danau naga. Medan sekitar sekarang tinggal didominasi bebatuan dan rumput pendek yang bisa mentolerir kondisi keras di gunung. Satu jam kemudian aku pun berhasil mencapai danaunya yang terletak di sebuah cekungan yang dikelilingi oleh bukit-bukit.
Permukaan danau yang tenang mencerminkan biru terang dari langit. Pemandangan dari bukit sekitar juga bagus, bisa melihat sampai ke pegunungan jauh.
Aku pun berbaring di rerumputan pinggir danau untuk rehat sejenak. Ada seseorang yang masuk berendam di dalam danaunya. Agak gila dia rasanya karena airnya sedingin es. Aku sudah mencoba memasukkan kaki tetapi tidak bisa tahan lebih dari semenit saking dinginnya. Sampai mati rasa kakiku.
Setelah menikmati pemandangan indah, keheningan, dan segarnya udara pegunungan, aku mulai kembali menuju ke desa Papingo lagi di mana sohibku sedang menanti. Saat sudah hampir sampai, seekor anjing tiba-tiba muncul dan mengikutiku. Pertama-tama aku agak khawatir, tapi anjingnya kelihatannya jinak.
Anjing itu mungkin lapar, tetapi aku tidak punya makanan apa-apa. Dia mengikuti sampai Papingo dan sampai ke penginapan kita di mana kita menitip barang kita. Billie, anak perempuan Penelope, sedang berada di sana saat aku, sohibku, dan anjing itu tiba. Billie merasa iba dengan anjing itu dan memberinya air dan makanan ringan yang dilahap dengan cepat.
Billie pun mengundang kita untuk secangkir kopi sembari kita menanti jemputan Lefteris, sang pemilik Guesthouse Ladia tempat kita menginap di Monodendri, dari Papingo untuk kembali ke Monodendri. Billie pun bercerita tentang kesusahan orang Yunani dewasa ini karena krisis ekonomi parah yang melanda.
Dia bilang setidaknya keluarganya dan orang-orang di sektor turisme tidak kena dampak separah orang-orang pekerja di kota besar. Dia juga cerita sedikit tentang keluarga yang aslinya berasal dari Ioannina, sebuah kota besar tak jauh dari area Vikos.
Waktu berlalu dengan lambat waktu kita bercengkerama di penginapan To Rodi pada sore hari hangat itu di bulan Oktober. Matahari sudah rendah di ufuk barat, bersiap untuk bersembunyi di balik pegunungan.
Lefteris pun tiba saat kopi kita hampir habis, pertanda akhir waktu kita di tempat yang indah ini. Kita menyalami Billie mengharapkan yang terbaik baginya dan keluarganya sambil mengucapkan selamat tinggal. Mobil Lefteris pun mulai pergi perlahan melewati gerbang To Rodi.