Kapadokia adalah sebuah daerah di Turki bagian tengah yang terkenal karena pemandangannya yang seperti di bulan, batu-batu berbentuk aneh yang juga disebut ‘cerobong peri atau fairy chimeys’, rumah yang dipahat di dalam bebatuan, dan tentunya penerbangan balon udara epik melalui daratan yang unik ini.

Kita berkesempatan untuk mengunjungi area indah ini di tengah-tengah musim dingin, di waktu suhu malam hari bisa turun sampe jauh di bawah nol. Meskipun demikian, dinginnya tempat ini bukanlah menjadi halangan buat kita untuk menikmati perjalanan tiga hari di Kapadokia ini.

Cek juga trip kita ke Pamukkale di Turki untuk melihat ‘kastil kapas’ ajaibnya.

Balloon flight at dawn, Cappadocia
Pagi hari seperti biasa di Kapadokia

Cara ke sana:

Kita terbang dari Istanbul ke airport Kayseri (ASR), di mana kita menyewa mobil langsung di airport. Selanjutnya kita menyetir ke Goreme sejauh 60-90 menit, salah satu kota terpopuler di Kapadokia. Alternatif lainnya adalah terbang ke airport Nevsehir (NAV) yang lebih kecil dan menyetir dari sana. Airport ini sebenarnya lebih dekat tetapi penerbangannya lebih jarang.

Untuk mereka yang berjiwa petualang, naik bus semalaman dari Istanbul bisa dicoba. Seperti yang pernah kita rasakan juga, bus antar kota di Turki sangatlah nyaman. Busnya modern dengan tempat duduk besar dan nyaman dan biasanya mempunyai sistem entertainment seperti di pesawat. Tetapi, perjalanannya memakan waktu sekitar 12 jam.

Untuk mengelilingi daerah Kapadokia, menyewa mobil sebenarnya adalah yang terbaik. Dengan mobil kita bisa fleksibel menjelajahi daerah ini karena tempat-tempat yang dikunjungi tersebar di area yang lumayan besar. Memang ada bus umum, tetapi jadwalnya tidak terlalu sering. Opsi lain adalah mengambil tur-tur yang ditawarkan oleh agen-agen setempat, yang biasanya bisa dibook melalui hotel kamu sendiri.

Hari 1: Goreme, Ihlara valley, Selime, kota bawah tanah Derinkuyu, dan Uchisar

Kita memilih Goreme sebagain basis kita di Kapadokia karena letaknya yang berada di tengah-tengah daerah ini. Kita tinggal di Vineyard Cave Hotel, sebuah penginapan ukuran kecil yang dibangun di sebuah gua yang dipahat langsung ke dinding batu.

Tempatnya mantap, menyediakan sarapah khas Turki yang lezat dan pemiliknya, Osman, sangatlah ramah dan siap membantu. Ditambah lagi, di lantai atas penginapan tersedia baju tradisional yang bisa dipinjam untuk sekedar foto-foto.

Kostum eksotis ala Turki
Pemandangan pagi hari dari Vineyard Cave Hotel

Kita berencana menaiki balon udara di hari pertama yang sudah kita book sebelumnya melalui Osman. Ada ketukan pintu di kamar kita pagi-pagi buta, saat di luar masih gelap. Kita dijemput oleh operator balon udara ke kantor mereka untuk urusan administrasi sebelum naik balon. Setelahnya kita pun dibawa ke tempat balon akan terbang.

Saat kita tiba ada beberapa lusin balon raksasa yang masih kempes di sekitar kita, menunggu untuk mengambang dengan bebas di angkasa. Namun, apa boleh dikata, penerbangan hari ini dibatalkan karena cuaca yang kurang memungkinkan. Sayang sekali…

Kita pun kembali ke penginapan dan kita langsung meminta Osman untuk reserve penerbangan lain esok harinya dengan Turkiye Balloons dan untungnya dia bisa mendapatkan slot buat kita.

Karena inilah, kita sangat menyarankan untuk mengunjungi Kapadokia setidaknya beberapa hari, seandainya cuaca tidak memungkinkan penerbangan balon udara pada percobaan pertama. Selama tiga hari kita di sana, hanya ada satu penerbangan pada pagi dan satu pada siang hari.

Ihlara valley

Setelahnya, kita pun mulai menjelajahi area ini dan tujuan pertama kita adalah Ihlara valley yang terletak barat daya dari Goreme, sekitar 1.5 jam naik mobil. Lembah ini terletak pas di pinggir desa Ihlara. Panjang total Ihlara valley ini adalah sekitar 16 kilometer, tetapi bagian yang paling terkenal dari Ihlara ke Selime adalah sekitar 10 kilometer dan bisa dilewati dengan berjalan kaki.

Kita sendiri memutuskan untuk tidak melakukannya karena suhu dingin yang menggigit. Kita tiba di alun-alun desa Ihlara yang besar di mana kita bisa memarkir mobil dan kita pun mencari tempat untuk turun ke dasar lembah.

Titik untuk mulai turun ke dasar lembah dari desa tidaklah ditandai dengan jelas. Untungnya orang-orang setempat sangat membantu ketika kita bertanya tentang jalannya.

Meskipun desanya tidak bersalju sama sekali karena matahari terik musim dingin, di dasar lembah tersembunyi sebuah winter wonderland. Saljunya masih banyak karena dasar lembah tidak banyak terkena sinar matahari langsung. Suara air sungai mengalir memenuhi dasar lembah, menyguhkan suasana yang tentram saat kita berjalan.

Di sepanjang Ihlara valley ada lusinan gereja dan biara tua yang juga dipahat di dinding berbatu karena sejarahnya daerah ini adalah tempat berlindung para orang Kristen mula-mula yang lari dari penganiayaan prajurit Romawi kuno. Kita menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu yang terbesar dan paling terkenal di desa Selime.

Ihlara Valley, Cappadocia
Turun ke Ihlara Valley
Ihlara Valley, Cappadocia
Pemandangan bagus dari tengah-tengah lembah
In the Ihlara Valley, Cappadocia
Winter wonderland di dasar lembah
In the Ihlara Valley, Cappadocia
Jalan menyusuri sungai

Selime dan biara gua (cave monastery)

Desa Selime dan komplek biara guanya yang cukup besar terletak di utara dari Ihlara, di ujung utara dari Ihlara valley. Komplek biara ini dipahat di dalam lereng berbatu yang dipenuhi sejumlah batu-batu kerucut seperti rumah kecil.

Untuk memasuki kompleks biaranya, para pengunjung harus membayar tiket masuk yang terbilang murah. Jalan naik ke rumah-rumah kerucut di atas lumayan menanjak, tetapi biara unik ini layak dikunjungi. Kita juga bisa melihat view sekitar.

Ruangan-ruangan kecil yang dipahat di batu-batu itu bisa dimasuki. Bahkan ada sebuah gereja dipahat di dalam batu, yang bisa dibilang lumayan besar. Ada pilar-pilar gereja dan altar di dalamnya, semua dipahat dengan tangan. Bukan main memang dedikasi dan kecerdasan orang-orang dulu untuk membuat ini semua.

Yang lebih mengherankan lagi adalah kota-kota bawah tanah yang dibuat orang-orang yang menetap di Kapadokia ini pada jaman dahulu, seperti satu di Derinkuyu yang kita kunjungi setelah ini.

Selime Monastery from below
Setiap lubang adalah sebuah ‘ruangan’
View from Selime Cave Monastery
Kompleks biara Selime
View from Selime Monastery
Batu-batu unik di sekitaran Selime
House in Selime Monastery
Sebuah ruangan atau rumah?
Chapel at Selime Cave Monastery
Gereja di dalam batu yang masih awet

Kota bawah tanah di Derinkuyu

Ada lusinan atau bahkan ratusan kota bawah tanah yang tersebar di seluruh area Kapadokia ini. Yang terbesar yang pernah ditemukan terdapat di Derinkuyu, selatan dari Goreme.

Seolah-olah kota bawah tanah biasa masih kurang hebat, kota ini mempunyai beberapa level dan sampai ke keadalaman 60 meter, lengkap dengan berbagai fasilitas yang memungkinkan orang-orang di dalamnya untuk hidup normal.

Kota Derinkuyu itu sendiri lumayan ramai, dengan sebuah alun-alun besar yang dipenuhi toko-toko suvenir meskipun tidak terlalu banyak turis pada musim dingin. Bangunan dengan pintu masuk ke kota bawah tanah itu terletak tak jauh dari situ dan tidak mungkin bisa terlewatkan dengan papan penanda yang besar.

Turun ke kota bawah tanah itu bukanlah untuk mereka yang fobia ruangan kecil. Tangganya sangat sempit dan langit-langitnya begitu rendah sampai kita harus menunduk. Padahal kita tidaklah begitu tinggi.

Ruangan-ruangannya lumayan besar, bahkan ada kapel kecil dan sekolah. Yang paling membuat seram adalah sebuah terowongan kecil yang menuju ke kuburan. Kita sampai tidak berani untuk masuk.

Kita pun tahu setelahnya kalau kota-kota bawah tanah ini sudah digunakan berabad-abad lamanya oleh penduduk Kapadokia untuk bersembunyi dari berbagai perang dan penganiayaan. Situasi yang sayangnya terdengar sangat familiar sampai dewasa ini. Manusia memang tidak berubah banyak dari dulu.

Small tunnel in Derinkuyu Underground City
Awas kepala terjeduk
Small tunnel in Derinkuyu Underground City
Tidak untuk orang-orang yang fobia ruangan kecil
Grave in Derinkuyu Underground City
Coba saja masuk kalau berani

Kastil Uchisar

Sebelum kembali ke Goreme, kita berhenti di kastil Uchisar yang terletak di kota Uchisar, tidak jauh dari Goreme. Kastil ini sejatinya adalah sebuah bongkahan batu raksasa di atas bukit yang dipahat dalamnya membentuk banyak jalan dan ruangan.

Tidak ada lagi yang tinggal di dalamnya dan sebagian besar isinya tidak bisa dimasuki lagi. Tetapi kastil ini masih bisa dikunjungi dan pemandangan dari atas benar-benar mantap.

Dengan sebuah bendera Turki berkibar di puncaknya, view dari atas ke area Kapadokia sekitarnya sangat mempesona. Daratan yang seperti di bulan yang sebagian masih tertutupi salju menambah keelokan, dilengkapi dengan puncak gunung Hasandagi di kejauhan dengan ketinggian lebih dari 3000 meter.

View from Uchisar Castle
Pemandangan ajaib dari kastil Uchisar
View from Uchisar Castle
Seperti di bulan
View from Uchisar Castle
View yang mantap
Town of Uchisar from Uchisar Castle
Kota Uchisar dilihat dari atas

Sunset di Rose Valley, Goreme

Untuk menutup hari pertama kita di daerah ini, kita menuju ke Rose valley di pinggiran Goreme untuk menyaksikan matahari terbenam. Seperti layaknya tempat-tempat lain di Kapadokia, pemandangan di Rose valley juga berbatu-batu aneh seperti di bulan.

Entah mengapa, area ini terkenal sebagai tempat melihat sunset. Aku ingat Osman juga tidak tahu kenapa, karena sebenarnya banyak tempat-tempat lain yang bagus untuk melihat matahari terbenam di Kapadokia.

Aku pikir mungkin karena orang-orang bisa naik ke sebuah bukit yang lumayan lapang atasnya untuk menyaksikan matahari bersembunyi perlahan di balik bukit berbatu di kejauhan. Tempat ini juga populer untuk orang-orang yang melalukan aktivitas seperti off road quad-biking atau sepeda motor, ataupun berkuda.

Sewaktu kita menunggu matahari terbenam, banyak orang-orang lain yang mulai berdatangan dan berkumpul. Sembari duduk di atas batu di samping sebuah bendera Turki yang sudah lusuh, kita menikmati turunnya matahari sambil menyambut datangnya malam musim dingin Kapadokia yang dingin.

Rocks at Rose Valley, Goreme, Cappadocia
Batu-batu raksasa di Rose valley
Sunset at Rose Valley, Goreme, Cappadocia
Lebih pantas dijuluki golden, bukan rose
Sunset at Rose Valley, Goreme, Cappadocia
Bendera lusuh yang sudah menyaksikan begitu banyak sunset
Sunset at Rose Valley, Goreme, Cappadocia
View sekitar Rose valley

Hari 2: Hot air balloon ride, Love valley, Pasaba valley, Rose valley

Setelah percobaan pertama yang gagal karena cuaca, waktunya mencoba naik balon udara lagi di hari kedua ini. Ketukan pada pagi buta datang lagi dan kita pun menjalani ritual yang sama seperti pada hari pertama sebelum dibawa ke tempat balon akan naik.

Langit cerah tanpa angin membawa pertanda baik. Kali ini, ketika kita tiba di tempat balon-balon, kita bisa melihat banyak balon lainnya sudah naik terbang. Yayyy! Kita bisa terbang hari ini!Langit cerah tanpa angin membawa pertanda baik. Kali ini, ketika kita tiba di tempat balon-balon, kita bisa melihat banyak balon lainnya sudah naik terbang. Yayyy! Kita bisa terbang hari ini!

Sebelum matahari terbit, di bawah langit yang masih berwarna ungu, kita memperhatikan para master mulai mengembangkan balon yang masih di darat. Pertama dengan kipas besar, dilanjutkan dengan api, perlahan tapi pasti balonnya mulai terisi dan hanya tambatan tali yang mencegahnya terbang ke angkasa

Kita berkumpul dengan sekitar selusin orang lain yang akan menaiki balon yang sama. Setelah petunjuk keamanan yang diinstruksikan oleh pilotnya, kita menaiki keranjang balonnya.

Pertama dengan kipas angin…
Preparation for Balloon flight, Cappadocia
…dilanjutkan dengan api
Balloon flight at dawn, Cappadocia
Siap untuk terbang

Penerbangan balon udara oleh Turkiye Balloons

Kita pun terbang naik ke langit luas! Naik dengan perlahan, diangkat oleh udara panas yang diselimuti oleh balon raksasa di atas kita. Di ketinggian rendah, pilotnya dengan handal menyetir balon kita melayang melewati lembah-lembah Kapadokia.

Melihat lusinan balon lain di udara sangatlah ajaib, seperti di dongeng-dongeng. Balon-balon dengan berbagai warna, dan berbagai operator, tersebar di seluruh langi Kapadokia, melayang dengan anggunnya.

Balloon flight at dawn, Cappadocia
Waktunya naik
Ballons dotting the sky, Cappadocia
Lusinan balon di sekitaran kita

Setelah beberapa waktu di ketinggian rendah, waktunya untuk naik. Pilotnya membuat apinya semakin besar dan kita naik dengan cepat. Kita pasti sudah naik beberapa ratus meter. Penerbangan ini bukanlah untuk yang gampang takut atau yang takut ketinggian.

Melihat ke bawah membuat perutku turun dan kakiku gemetaran. Sejujurnya penerbangannya lumayan menakutkan dan pikiranku mulai membayangkan yang terburuk. Kita sedang berada di atas hanya karena hukum fisika sederhana kalau udara panas lebih ringan dari udara dingin, tidak ada yang lain. Dan apinya terkadang terlihat membakar terlalu dekat dengan balonnya sendiri.

Untungnya balon kita dioperasikan dengan handal oleh pilot dari Turkiye Balloons, yang terkadang membuat lelucon sedikit kurang pantas tentang balonnya yang mau jatuh. Tetapi aku sebenarnya merasa aman sepanjang penerbangan dan bisa menikmati pemandangan dataran Kapadokia di bawah dan langit penuh balon di sekitar.

Di penghujung penerbangan, kita perlahan turun ketika pilotnya mulai mengeluarkan udara panas di dalam balon melalui bagian teratas balon. Tak lama, kita mendekati sebuah lahan terbuka besar di mana mobil-mobil dari Turkiye Balloons sudah menunggu, Keranjang balon kita pun mendarat dengan perlahan di belakang mobil pick-up.

Setelah mendarat, kita disambut dengan segelas anggur bersoda, atau jus anggur sebagai pilihan non-alkoholik. Kita pun bersulang bersama untuk sebuah penerbangan yang ajaib, berkesan, dan yang terutama, yang aman dari awal sampai akhir.

Surreal Cappadocian landscape seen from hot air balloon
Dataran Kapadokia yang ajaib di bawah
View from hot air balloon, Cappadocia
Balon-balon di bulan?
Crews from Turkiye Balloon
Terima kasih untuk para pilot dari Turkiye Balloons

Love valley

Setelah penerbangan balon udara yang mengesankan, kita diantar kembali ke penginapan kita. Saatnya melanjutkan petualangan kita di darat. Tak jauh di arah barat laut dari Goreme, kita tiba di Love valley, atau Aşıklar vadisi dalam bahasa Turkinya.

Kita melewati jalan tanah kecil ke tempat melihat panorama seluruh lembahnya. Hanya ada sebuah kios kecil yang kosong, mungkin tutup pada waktu musim dingin.

Pemandangan dari atas lumayan indah. Seperti di tempat-tempat lain di Kapadokia, batu-batu berbentuk aneh memenuhi lembah ini. Silahkan anda tebak sendiri mengapa tempat ini disebut sebagai Love valley, atau lembah cinta.

View over Love valley, Cappadocia
View aneh nan unik di Love valley
Towering rock at Love valley, Cappadocia
Masih bertanya kenapa disebut Love valley?

Pasaba valley

Kita melanjutkan perjalanan ke lokasi lain tak jauh dari Love valley, yaitu Pasaba valley yang bisa dicapai setelah melewati kota kecil Çavuşin. Tak seperti Love valley, Pasaba valley ini lumayan ramai oleh banyak pengunjung dan turis lainnya. Ada banyak toko suvenir, cafe, dan restoran di sekitaran.

Lembah ini juga mempunyai sangat banyak batu-batu berbentuk aneh. Ada banyak juga ‘fairy chimneys’ dan pengunjung bisa disuguhkan pemandangan cantik dari bukit-bukit sekitar. Bebatuan di lembah ini juga banyak dipahat menjadi rumah dan dijadikan pemukiman dahulu kala.

Areanya bisa dijelajahi berjalan kaki untuk melihat spot-spot dengan panorama bagus. Bahkan, beberapa viewnya benar-benar seolah-olah membawa kita ke bulan atau planet asing nun jauh. Tidaklah aneh jika tiba-tiba ada kapal luar angkasa mendarat di sini.

Rock houses at Pasaba valley, Cappadocia
Rumah-rumah gua dipahat di batu
Rock houses at Pasaba valley, Cappadocia
Fairy chimneys di mana-mana
View over Pasaba valley, Cappadocia
Pasaba valley atau planet lain?
Strange rocks at Pasaba valley, Cappadocia
Batu-batu seperti jamur
View from somewhere near Pasaba valley, Cappadocia
View dari daerah sekitar

Di sekitar Rose valley

Di hari kedua ini kita memutuskan untuk mengunjungi Rose valley lagi di mana kita melihat sunset pada hari sebelumnya. Kita mau melihat tempat ini pada siang hari dan melewati trail yang bermula dari tempat melihat sunset menuju ke tengah-tengah Rose valley.

Waktu kita tiba di siang hari, kita disuguhkan pemandangan langit biru yang dipenuhi balon. Balonnya tidaklah sebanyak waktu pagi hari, tetapi viewnya tetaplah bagus dan banyak kesempatan untuk berfoto.

Kita berjalan memasuki Rose valley untuk jalan-jalan singkat. Jalurnya yang mudah ditempuh membawa kita ke tengah-tengah Rose valley di mana ada banyak batu-batu aneh raksasa yang mengelilingi kita. Sebuah perjalanan singkat yang disarankan sebelum menikmati sunset di Rose valley.

Hot air balloon seen from Rose valley, Cappadocia
Terimalah balon ini dariku
Hot air balloon seen from Rose valley, Cappadocia
Balon udara siang hari
Walking through Rose valley, Cappadocia
Di tengah-tengah Rose valley

Hari 3: Devrent valley

Hari terakhir kita di daerah ajaib ini hanyalah singkat. Sebelum menuju kembali ke Kayseri, kita menyinggahi Devrent (imaginary) valley. Lembah ini dikenal akan satu bebatuan yang berbentuk seperti seekor unta. Tampaknya karena itulah tempat ini bernama ‘imaginary’.

Untanya sendiri memang unik dan menurutku benar-benar mirip unta yang sedang duduk. Namun, highlight tempat ini buat kita adalah hamparan sekitarnya yang bisa dijelajahi. Berjalan melalui antara batu-batu raksasa sembari menikmati pemandangan sekitar sangatlah mengasyikan.

Valley ini menutup perjalanan kita kali ini di Kapadokia. Kita pun masih tetap terpesona oleh batu-batu aneh di daerah ini sembari kita menyetir kembali ke Kayseri. Setidaknya, setelah trip ini aku bisa berkata ke orang lain bagaimana rasanya berada di bulan atau di planet lain.

Camel rock at Devrent valley, Cappadocia
Naik unta
View over Devrent valley, Cappadocia
Bongkahan batu-batu raksasa
View over Devrent valley, Cappadocia
View luar biasa di Devrent valley
View over Devrent valley, Cappadocia
View mantap lainnya

Tip ekstra: Hammam di Urgup city baths

Salah satu pengalaman terbaik kita di Kapadokia ini adalah Hammam di Urgup city baths (Ürgüp Şehir Hamamı), yang terletak di pusat kota Urgup.

Untuk yang belum tahu, Hammam adalah pemandian umum atau ritual pemandian tradisional Turki yang bermula dari jaman kerajaan Ottoman. Di jaman modern ini, popularitasnya sudah menyebar ke seluruh dunia. Di Turki sendiri kamu bisa menemukan Hammam di mana-mana dengan kualitas dan harga yang berbeda, mulai dari yang antik dan sangat tradisional sampai ke yang modern dan berkelas.

Pada satu malam yang dingin, kita memutuskan untuk mengunjungi Hammam di Urgup berdasarkan rekomendasi Osman, sang pemilik hotel tempat kita menginap di Goreme.

Hammam yang di Urgup bisa dikategorikan sebagai yang lebih tradisional, dan pada waktu itu hanya dengan sekitar 40 Turkish Lira kita bisa menikmati full Hammam experience lengkap dengan pijatan rileksasi.

Hammam di Urgup itu sendiri cukup simpel. Hanya berbalutkan sebuah handuk kain, kita diharuskan berbaring di atas sebuah lempeng marmer besar yang dipanaskan. Kita pun mulai bermandikan keringat selama sekitar setengah jam. Setelah membasuh badan dengan air, mulailah bagian massage.

Sebenarnya agak seram pertamanya waktu melihat dua bapak Turki berbadan besar dan berkumis tebal yang telanjang dada datang untuk memijat. Tetapi sungguh, massagenya memang yang paling mantap. Hammam di Urgup ini jauh lebih enak daripada dari Hammam yang kita kunjungi di Istanbul yang lebih mahal.

Setelah ritual Hammam ini yang membuat kita rileks, kita merasa pulih kembali dan siap untuk menerjang malam dingin di Kapadodia.

Tentang Penulis

Asli Indonesia, mulai kecanduan traveling sejak menetap di Eropa.

Anda mungkin juga menyukai: