Chamonix adalah suatu kota di pegunungan Alpen di Prancis. Kota yang cantik di kaki gunung Mont Blanc dengan puncak tertinggi di Eropa sudah lama menjadi daya tarik untuk ratusan ribu pelancong tiap tahunnya. Dengan lokasi yang sangat indah, tidaklah sulit untuk melihat kenapa orang-orang sampai jauh-jauh datang kemari.
Chamonix duduk di sebuah lembah di bagian utara masif gunung Mont-Blanc. Salju musim dingin membuat kota ini menjadi ski resort dan cuaca musim panas yang nyaman mengundang para hiker. Chamonix yang terletak di daerah Alpen Prancis yang terkenal akan keindahannya juga mempunyai sangat banyak jalan untuk hiking di sekitarnya.
Meskipun Chamonix lebih terkenal dengan rute hiking jarak jauh yang legendaris Tour du Mont Blanc (TMB), ada banyak juga rute-rute pendek lain yang tak kalah menakjubkan untuk mereka yang hanya mau melakukan hiking sehari atau day hike.
Sebagai prekuel akan perjalanan hiking Tour du Mont Blanc di suatu akhir musim panas, aku pun mengeksplorasi daerah pegunungan sekitar Chamonix dalam satu hari penuh hiking yang menawan di Alpen. Cek juga guideku untuk menaklukkan TMB dengan budget murah.
Cara ke sana:
Untuk para traveler dari jauh, ada beberapa kota besar dengan airport internasional yang terletak beberapah jam jauhnya. Ada bus langsung dari Geneva di Swiss ke Chamonix. Ada juga koneksi bus dari Turin di Italia.
Ada sangat banyak operator bus yang melayani Chamonix, beberapa contohnya seperti Swiss Tours, BlaBlaBus, FlixBus, EasyBus. Semua bus akan berhenti di stasiun bus Chamonix-SUD yang terletak sangat dekat dari pusat kota. Tiket-tiketnya pun bisa dibeli online.
Chamonix juga bisa dijangkau dengan kereta yang kebanyakan berhenti di stasiun Chamonix-Mont-Blanc. Jadwal kereta bisa dilihat di website resmi operator kereta nasional Prancis yaitu SNCF. Namun aku sendiri menyarankan untuk mengambil bus karena jadwal kereta lumayan jarang dari kota-kota besar Prancis lainnya. Tiket bus juga relatif lebih murah.
Dan pastinya Chamonix bisa dikunjungi dengan mobil. Perjalanan dari Geneva, Turin, dan Lyon memakan waktu sekitar satu, dua, dan dua setengah jam.
Tiba di Chamonix
Aku sendiri ke Chamonix lewat dari airport di Geneva. Pesawatku mendarat larut malam dan aku pun terpaksa melewatkan semalam di airport. Tidak apa-apa pikirku karena aku toh membawa alas tidur dan sleeping bag sendiri supaya aku bisa berbaring nyaman dan tidak kedinginan di lounge airport yang kosong.
Esok paginya setelah fajar, aku pun naik bus dari airport untuk keluar dari Swiss menuju ke pegunungan Alpen di Prancis. Busnya stop sebentar di kota Geneva untuk mengambil beberapa lusin penumpang yang hampir semuanya berpakaian outdoor. Semua membawa ransel dengan berbagai ukuran yang memberikan petunjuk kira-kira berapa lama mereka akan berpetualang di Alpen.
Untuk aku sendiri, ranselku yang berukuran sedang haruslah cukup untuk hiking trip dua minggu di Alpen untuk menjajal TMB yang legendaris itu. Cerita perjalanan itu untuk lain kali, pokoknya hari pertama ini aku akan menjelajahi Chamonix dan sekitarnya dengan day hike seharian penuh.
Setelah hampir sekitar dua jam dan satu cek polisi perbatasan yang singkat, aku bisa melihat puncak Mont-Blanc bersalju dari jauh, pertanda aku sudah dekat dengan tujuan. Benar saja, tak lama lagi busnya berhenti di stasiun bus kecil Chamonix-SUD.
Chamonix sendiri sedang dalam mood untuk pesta karena minggu itu Ultra TMB marathon akan dimulai. Lomba ini benar-benar bisa menghancurkan kaki dan lutut di mana para peserta harus berlari di trail sejauh minimal 150 km dengan setidaknya kenaikan 10 km. Para atlet biasanya menyelesaikan lomba dalam setidaknya 20 jam. Aku sendiri sudah pasti tak akan kuat.
Sesampainya di stasiun aku langsung berjalan ke camping site Les Arolles yang tak jauh dari situ. Tempatnya sangat ramai dan diurus oleh seorang bapak-bapak tua yang ramah yang segera menunjukkan tempat di mana aku bisa mendirikan tendaku.
Setelah membeli bekal di salah satu supermarket di Chamonix, saatnya untuk hiking. Targetku hari itu adalah rute lingkar dari Chamonix ke Mer de Glace, lalu ke Lac Bleu yang terletak di atas stasiun tengah cable car Aiguille du Midi, sebelum kembali turun ke Chamonix. Rute yang sempurna untuk sebuah day hike yang menakjubkan.
Hike ke Mer de Glace
Bagian pertama dari perjalanan ini adalah menuju ke Mer de Glace, yang artinya ‘Lautan Es’. Tempat ini sejatinya adalah hamparan glacier di sebuah lembah yang besar yang terletak tak jauh dari Chamonix. Sebenarnya ada kereta turis dari Chamonix ke stasiun Montenvers di pinggir Mer ge Glace. Naik kereta Alpen memang terdengar romantis, namun aku lebih memilih berjalan kaki.
Rute sepanjang 6 km ini sempurna untuk menjadi pembuka hari ini. Rutenya sendiri tidak terlalu mudah dan memerlukan waktu setidaknya dua jam dengan kenaikan sebanyak 900 meter. Tidur yang kurang dari malam sebelumnya di airport mulai membuat kepalaku sedikit pening.
Namun ketika aku mulai menjauhi kota menuju ke area pegunungan, pemandangan indah lembah Chamonix dan puncak-puncak gunung sekitarnya menjadi obat yang mujarab untuk kepalaku. Aku bahkan bisa berpapasan dengan kereta yang kusebut tadi sewaktu keretanya mengular naik di atas rel di lereng gunung.
Sesampainya di Mer de Glace viewpoint di dekat Refuge du Montenvers (pondok gunung) waktu sekitar jam makan siang, tempatnya sudah dikerumuni oleh turis-turis dan para hikers. Bar dan restoran di situ membludak dengan pengunjung.
Well, ramai atau tidak, puncak dari Aigullie Verte yang menjulang dan hamparan Mer de Glace di kejauhan yang diapit oleh puncak-puncak gunung lainnya benar-benar menakjubkan untuk dilihat. Dan untuk menenangkan perutku yang keroncongan aku pun duduk di pojokan pinggir trail untuk menyantap sandwich keju dan tomat sembari mengagumi keindahan alam sekitar.
Sejujurnya, aku sendiri agak kesal melihat Mer de Glace yang sudah tak terlalu ditutup es. Lembah raksasa yang dulunya dipenuhi glacier sekarang sudah kosong dan hanya menyisakan permukaan berbatu yang kelabu. Esnya sendiri sudah jauh mundur ke belakang lembah.
Ada satu foto hitam-putih di dekat viewpoint itu yang menunjukkan bagaimana Mer de Glace yang sesungguhnya tempo dulu sebelum global warming perlahan menggerogot esnya. Sungguh penuh dengan es, benar-benar sebuah lautan es. Pasti dulu tempat ini jauh lebih spektakuler. Ironisnya, pesawat yang membawaku ke Alpen ini adalah salah satu cakar yang perlahan menggerus glacier ini.
Melewati lereng di atas Chamonix ke Lac Bleu
Well, saatnya untuk lebih ceria sedikit setelah aku meninggalkan Mer de Glace untuk meneruskan day hike di sekitar Chamonix ini. Bagian kedua ini kebanyakan akan melalui lereng gunung tinggi di atas lembah Chamonix.
Rute sejauh 6 km dengan kenaikan sekitar 400 meter ini lebih mudah dari yang pertama. Jalan sejauh satu setengah jam pun terasa enteng. Jalurnya melalui lereng yang dipenuhi pepohonan, dan aku bisa melihat Chamonix jauh di bawah lembah dan puncak-puncak gunung seberang dengan jelas di beberapa spot.
Dengan naiknya ketinggian, pepohonan menjadi tambah jarang dan tak lama vegetasi yang tersisa hanyalah semak-semak dan rerumputan di antara bebatuan yang tersebar. Puncak-puncak yang menjulang di belakang batu-batu ini bisa terlihat dengan jelas, beserta sebagian salju yang masih tersisa. Sungguh suatu view yang membuatku takjub.
Aku bisa mulai melihat stasiun cable car di kejauhan. Tujuanku, Lac Bleu atau Danau Biru, terletak tak jauh dari situ di belakang stasiun. Saat aku sampai di danau kecil ini, aku benar-benar terkesima.
Danau alpin ini memang benar-benar biru. Sampai heran aku melihatnya. Dari mana warna biru ini berasal ketika semua batu sekitarnya berwarna kelabu kusam. Debu dan kerikil sekitar harusnya mempengaruhi warna danau ini. Namun, nyatanya tidak demikian dan danaunya tetap berwarna biru cemerlang.
Anyway, meskipun stasiun cable car dekat situ dipadati pengunjung, danau ini lumayan sepi. Beberapa orang yang datang ke danau ini hanya duduk manis sembari menikmati pemandangan. Tak ada yang berani masuk ke air biru jernihnya, yang saking dinginnya bisa membuat orang cepat hypothermia.
Turun kembali ke Chamonix
Sore hari hampir berakhir dan saatnya untuk turun kembali ke dasar lembah. Pada saat itu sakit kepalaku mulai bertambah parah. Tambah pening lagi kepalaku waktu aku berpikir kalau aku masih harus berjalan 7 km dengan turunan lebih dari 1200 meter selama dua jam.
Bagian ini benar-benar menjadi yang tersulit pada day hike di sekitar Chamonix kali ini. Aku sebenarnya bisa melihat kotanya dari atas sana, namun masih sangat jauh di bawah. Jalurnya yang mengular turun ke bawah juga lumayan curam, di mana setiap hentakan kaki membuat kepalaku tambah sakit.
Untungnya aku bertemu seorang hiker dari Bulgaria di perjalanan ke bawah dan kita berbincang-bincang sewaktu turun. Lumayan bisa mengalihkan perhatianku dari sakit kepala.
Dia bercerita tentang perjalannnya di sekitar Chamonix dan dia ternyata membeli karcis transport untuk beberapa hari dan dia bisa menaiki semua cable car dan kereta di sana. Tiketnya sendiri lumayan mahal, lebih dari 100 euro. Dia bahkan menaiki cable car sampai ke Italia melewati Mont-Blanc. Menurutku ini satu-satunya cable car lintas negara di dunia.
Akhirnya kita pun tiba di Chamonix dan aku pun berpamitan dengan bapak tadi. Lucunya, aku bertemu dengannya lagi di keesokan harinya saat aku hiking di rute TMB. Anyway, aku langsung kembali menuju ke camping site.
Jauhnya hike hari itu dan banyak kilometer yang kujalani membuatku semakin menghargai nyamannya tidur di sleeping bag yang hangat di penghujung hari itu, di mana aku melewatkan malam pertamaku di pegunungan Alpen.