Meteora yang tersohor itu dan biara-biaranya yang megah. Tempat ini sudah dari dulu menarik orang-orang dari dekat dan jauh untuk mengagumi keajaiban dan keindahannya. Ada total enam biara yang bisa dikunjungi, kesemuanya bertengger di atas batu pas di samping jurang. Pemandangan sekitar dan formasi batu-batu raksasanya benar-benar sangat menakjubkan

Semua kemegahan dan pesona ini membutuhkan banyak waktu untuk kita nikmati. Para pelancong mengagumi view sekitar yang indah dan mempelajari biara-biaranya yang sangat bersejarah. Tetapi bagaimana jika kamu hanya mempunyai satu hari saja?

Tentu saja dua atau tiga hari adalah lebih ideal. Namun, aku mau share bagaimana aku menjelajahi Meteora dalam waktu singkat tersebut dan masih bisa pergi dari tempat ini dengan kesan mendalam untukku sendiri.

Aku mengunjungi Meteora dengan seorang temanku sewaktu melakukan road trip di bagian utara Yunani (lihat juga petualanganku di Gunung Olympus, Vikos gorge, dan Danau Naga atau Drakolimni)

Mengunjungi tempat ini akan terasa spesial buatku dan temanku Sekitar tujuh atau delapan tahun sebelumnya aku ingat sohibku menunjukkan sebuah foto biara di Meteora sambil terkesima, “Aku pengen deh ke tempat ini suatu saat nanti, kayaknya keren banget.” Tidak pernah terbesit di benakku kalau suatu saat kita akhirnya pergi ke sana bersama bertahun-tahun setelahnya.

Panorama in Meteora
View point terbaik di Meteora, melihat Rousanou dan St Nicholas Monasteries di kejauhan

Cara ke sana:

Kita mendatangi Meteora dengan naik mobil, tiba di kota Kalampaka yang terletak pas di bawah biara-biaranya. Kita juga bermalam di kota ini.

Ada layanan kereta ke Kalampaka dari Atena dan Tesalonika, dua kota terbesar di Yunani. Layanan bus dari kedua kota besar ini bisa menjadi opsi untuk mencapai Kalampaka.

Untuk mengitari area Meteora, ada jalan raya yang menghubungkan keenam biara tersebut. Menyetir mobil ataupun menyewa taksi seharian adalah cara tercepat dan terbaik untuk para pengunjung yang sayangnya tak punya banyak waktu seperti kita.

Berjalan kaki ke biara-biara Meteora adalah pilihan yang terbaik untuk mereka yang mempunyai lebih banyak waktu. Kita melihat ada banyak orang berjalan di jalan raya maupun di jalan setapak.

Sore hari – Great Meteoron Monastery dan beberapa view points

Mendekati Meteora pada siang hari, kamu pasti tidak akan luput melihat batu raksasa yang mengkilap dari kejauhan. Tanda tujuan yang keren menanti. Kita tiba di Kalampaka, sebuah kota kecil yang terletak pas di bawah biara-biara Meteora. Kita bersantai sejenak di penginapan kita sebelum meminta saran dari salah satu staff penginapan.

Dia benar-benar membantu dan memberi info tentang biara-biaranya, seperti jam bukanya dan di mana lokasi-lokasi bagusnya. Info-info ini juga bisa ditemui di website resmi Meteora.

Kita tahu kalau mustahil kita bisa mengunjungi semua biara-biaranya hanya dalam satu hari, jadi kita harus memilih dengan saksama. Berdasarkan saran dari staff hotel, pilihan pertama kita adalah biara yang terbesar Great Meteoron Monastery. Karena kita tiba pada sore hari, kita hanya bisa mengunjungi satu biara saja sebelum tutup.

Dengan tiket masuk yang murah, kita bisa melihat dalamnya biara tersebut. Ada kapel Orthodox kecil dan tempat tinggal para biarawan. Ada juga koleksi tengkorak yang menyeramkan, dari para biarawan terdahulu kalau tidak salah. View dari luar biara juga luar biasa.

Inside of Monastery of Great Meteoron, Meteora
Di dalam Great Meteoron Monastery
Inside of Monastery of Great Meteoron, Meteora
Koleksi tengkorak di Great Meteoron Monastery
The Great Meteoron monastery in Meteora
View point ke Great Meteoron Monastery
Panorama in Meteora
Varlaam Monastery dilihat dari Great Meteoron Monastery

Berikutnya, karena biara-biaranya sudah akan tutup, kita memutuskan untuk pergi ke titik-titik panorama yang tersebar di Meteora. View point yang kita kunjungi bisa dilihat letak persisnya di peta. Dijamin bakal takjub!

Jalan-jalan yang menghubungkan biara-biara kebanyakan melewati pinggir tebing. Para pengunjung bisa berhenti dan menikmati pemandangan sambil berfoto. Harus kuakui, meskipun di dalam biara-biaranya sangat menarik dan sangat bersejarah, pemandangan dari luarlah yang membuat orang benar-benar terkesima.

Hampir semua biara-biara ini seperti ditaruh persis di atas pilar batu raksasa, menempel dengan tegas di atas batu. Banyak struktur batu-batu raksasa yang tersebar sejauh mata memandang di antara lembah-lembah hijau subur di bawah.

Aku bisa mengerti kenapa para biarawan jaman dulu datang dari dekat dan jauh ke Meteora ini untuk mengisolasi diri dari godaan dunia. Kalau kalian mau memutuskan kontak dari semuanya dan bermukim di biara di atas batu, pemandangan sekitar yang benar-benar indah akanlah membantu.

Panorama in Meteora
View point ke Varlaam Monastery
Panorama in Meteora
Tersesatkah engkau wahai sang kucing?
Panorama in Meteora
View point ke formasi batu-batu raksasa

Pagi hari – Holy Trinity Monastery dan view point sekitar

Besok paginya kita memutuskan untuk mengunjungi Holy Trinity Monastery. Biara ini sendiri tidaklah begitu besar. Tapi, meskipun ukurannya yang kecil, biara ini sangatlah cantik dan unik. Biara ini terisolasi dari dataran sekitar karena berdiri sendiri di atas pilar batu raksasa dan keseluruhannya dikelilingi tebing.

Saking uniknya, tempat ini digunakan untuk syuting salah satu film James Bond dulu tahun 1981, For Your Eyes Only. Bisa dimengerti sih, lokasi yang sempurna dan dramatis untuk James Bond beraksi.

Satu-satunya cara untuk pengunjung masuk yaitu dengan turun ke dasar biara, lalu naik tangga yang lumayan curam yang dipahat di dinding tebing itu sendiri. Biaranya sendiri kecil. Ada biarawan atau pendeta yang berbaju serba hitam terkadang lewat, acuh tak acuh melanjutkan kehidupan biara mereka sambil menghiraukan para turis yang sibuk berfoto.

Seperti di biara-biara lain, view dari biara ini juga menawan. Kita bisa melihat jelas kota Kalampaka di bawah dengan rumah-rumah beratap merahnya, seakan-akan tak mau kalah dengan biara-biara di atas.

Masih terkesima dengan keindahan alam dan budaya dari Meteora, kita bersiap melanjutkan perjalanan. Saat kita perlahan pergi, aku melihat kelompok besar turis-turis turun dari bus-bus pariwisata, berharap mereka juga bisa merasakan keajaiban Meteora seperti yang kurasakan. Aku juga berharap tempat ini, dan para biarawan yang tinggal di dalamnya, bisa melewati ujian waktu, dan ujian turisme massal ala abad 21.

Monastery of Holy Trinity, Meteora
View point terbaik untuk melihat keseluruhan Holy Trinity Monastery
View of Kalampaka from above
Kota Kalampaka dilihat dari atas
Panorama in Meteora
Dari view point dekat Holy Trinity Monastery

Tentang Penulis

Asli Indonesia, mulai kecanduan traveling sejak menetap di Eropa.

Anda mungkin juga menyukai: