Hoge Veluwe national park merupakan salah satu “hidden gem” dari tempat-tempat alam di negeri Belanda. Dengan luas sekitar 55 km persegi, tempat ini dihiasi oleh hutan, savanah, bukit pasir, dan padang rumput yang indah di mana banyak rusa dan babi hutan hidup dengan bebas.

Dengan banyaknya jalur hiking, bersepeda, dan jalan aspal, taman nasional ini sangat ideal untuk dijelajahi dengan berbagai macam cara, apakah itu dengan jalan kaki, gowes, ataupun dengan mobil. Namun, di negara pecandu sepeda seperti Belanda ini, cara terbaik untuk mengenal Hoge Veluwe sudah pasti adalah dengan mengayuh sepeda.

Di samping nuansa alamnya yang cantik, ada sebuah museum kecil Kröller-Müller yang terdapat di tengah-tengah Hoge Veluwe. Meskipun berukuran kecil, museum yang berkelas dunia ini mempunyai koleksi-koleksi seni yang fantastis, termasuk banyak hasil karya dari pelukis tersohor Vincent van Gogh.

Di satu weekend akhir musim panas, kita bersepeda ke Hoge Veluwe membawa peralatan camping kami dari kota kecil Wageningen di mana kita tinggal pada waktu itu. Benar-benar sebuah akhir pesan yang ideal di cagar alam terbaik di negara kecil ini.

Cycling through Hoge Veluwe
Terus gowes

Cara ke sana:

Hoge Veluwe terletak di provinsi Gelderland di bagian timur Belanda, tak jauh dari ibu kota provinsi Arnhem. Ede dan Apeldoorn adalah dua kota besar lain yang terletak lumayan dekat.

Ada tiga pintu masuk ke taman nasional ini, yaitu Schaarsbergen di selatan, Otterlo di barat, dan Hoenderloo di timur. Di dekat tiap pintu masuk ada halte bus dan melalui website 9292.nl kamu bisa mengecek jadwal transportasi umum untuk ke Hoge Veluwe.

Setibanya di pintu masuk dan membeli tiket, kamu bisa bebas menjelajahi semua area Hoge Veluwe. Untuk yang tidak punya sepeda sendiri, kamu bisa memakai sepeda pinjaman gratis yang tersebar di seluruh area park.

Tempat campingnya sendiri terletak di dekat pintu masuk Hoenderloo. Kamu bisa reserve spot camping di loket di sana. Jadi kalau kamu tiba dari pintu masuk lainnya dan mau berkemah, kamu harus ke ke pintu masuk Hoenderloo sebelum loketnya tutup. Area Hoge Veluwe juga tutup waktu malam hari dari kamu harus keluar sebelum pintu masuk ditutup. Informasi lebih lanjut bisa dilihat di website resmi Hoge Veluwe.

Bersepeda to Hoge Veluwe

Di satu pagi hari yang hangat, kita sudah siap bersepeda untuk menuju ke Schaarsbergen. Dari Wageningen, perjalanan sekitar 20 km itu akan memakan sekitar satu jam. Angin sejuk pagi hari lumayan menyegarkan muka, mantap untuk memulai petualangan mini kali ini.

Kita melewati jalan-jalan pedesaan di tengah-tengah area rural Gelderland, termasuk satu rute hutan yang terletak di pinggir rel kereta api. Setelah melalui pinggiran desa Renkum dan Wolfheze, kita akhirnya melihat hutan dengan pagar yang panjang, tanda kalau kita sudah dekat. Tinggal mencari pintu masuk Hoge Veluwe di ujung pagar yang panjang ini.

Biking in Hoge Veluwe
On the way

Saat kita tiba, sudah banyak orang lain di sana, banyak dengan sepeda yang bagus-bagus. Kita pun membeli tiket dan mulai mengayuh ke dalam Hoge Veluwe melalui jalur sepeda utama di sana. Tujuan pertama kita adalah langsung menuju ke tempat berkemah untuk menyiapkan tenda.

Untuk mencapai camping site, kita harus melalui hampir keseluruhan park ini. Terdengar simpel memang, tapi artinya kita masih harus bersepeda sekitar 15 km lagi. Tak apa, mumpung cuaca cerah sembari menikmati pemandangan alam indah Hoge Veluwe.

Kita pun mendirikan tenda kita di samping pepohonan yang agak teduh. Camping sitenya lumayan ramai karena cuaca yang cerah dan banyak keluarga setempat yang berakhir pekan di sana.

Cycling through the Hoge Veluwe
Gowes perlahan
Camping in Hoge Veluwe
Lunch samping tenda

Menjelajahi Hoge Veluwe

Dari tempat camping, kita kembali ke tengah-tengah park untuk mengunjungi musem Kröller-Müller. Museum ini menjadi tempat yang ideal untuk rehat sejenak dari bersepeda sembari melihat lukisan van Gogh. Ada banyak juga karya seni dari orang lain, meskipun aku hanya tahu van Gogh.

Di taman dari museumnya sendiri terdapat banyak patung-patung yang aneh. Jujur saja, mungkin karena aku tidak terlalu paham seni makanya patung-patung itu aneh buatku. Satu tempat yang menarik di sana yaitu sebuah tangga yang menuju ke langit. Di atas sana kita bisa menikmati pemandangan area Hoge Veluwe.

View over Hoge Veluwe
Di atas Hoge Veluwe
Sky ladder at Hoge Veluwe
Dari atas tangga
Forest in Kroller Muller museum, Hoge Veluwe
Hutan di area museum

Setelah itu, kita menuju ke area sand dunes (bukit pasir). Menurutku area ini memiliki pemandangan tercantik di Hoge Veluwe. Tempat ini didominasi oleh satu area berpasir yang luas seperti padang gurun, dan ada satu jalur sepeda yang melalui pinggiran gurun mini ini. Sebuah pohon yang kering di sana membuat viewnya tambah dramatis.

Musim panas waktu itu sangatlah kering dan jarang hujan. Padang rumput yang terdapat di dekat area berpasir itu telah mengering dan menjadi gersang. Daerah yang seharusnya hijau terlihat seperti padang rumput savanah di Afrika. Tinggal ditambah singa atau jerapah dan jadilah Afrika.

Biking through the savannah of Hoge Veluwe
Padang gurun mini di Hoge Veluwe
The sand dunes of Hoge Veluwe
Area sand dunes

Kita menghabiskan siang hari di area sekitar situ, sambil mengagumi pemandangan yang cantik sembari berjemur selagi kita bisa sebelum hawa dingin musim gugur tiba. Aku pun mulai bertanya dalam hati kenapa taman nasional Hoge Veluwe ini tidak terlalu populer untuk turis mancanegara.

Saat bersepeda kembali ke camp site, kita melihat seekor rusa kecil dikerubungi orang-orang yang mencoba memfoto hewan kecil itu. Terlihat agak kasihan sebenarnya. Aku tahu pasti ada banyak teman-temannya yang berkeliaran di pojokan national park ini, jauh dari jalur mobil dan sepeda. Yang satu ini mungkin agak tersesat sampai tiba di tempat manusia berkeliaran.

Anyway, kita bersepeda hampir seharian penuh, dengan jarak mungkin sekitar 50 km. Lelahnya aktivitas hari itu membuatku menghargai enaknya meluncur masuk ke sleeping bag di dalam tenda untuk beristirahat. Semoga tidak ada babi hutan yang tiba-tiba datang menyeruduk tenda kita.

View over the savannah of Hoge Veluwe
Savannah yang gersang
Cycling path through the Savannah of Hoge Veluwe
Jalan yang sepi
Meadow of Hoge Veluwe
Padang rumput yang kering

Tentang Penulis

Asli Indonesia, mulai kecanduan traveling sejak menetap di Eropa.